Rumput Liar kembali melakukan aksi sosial yaitu Rumput Liar Goes to School. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 21 November 2015 berlokasi di SD Negeri 19 Rukoh, Aceh Besar. Kegiatan Rumput Liar Goes to School ini berbasis pada kegiatan peduli lingkungan serta kesehatan tubuh. Kegaitan aksi sosial Komunitas Rumput Liar sepenuhnya dilaksanakan oleh para volunteer Generasi I dan Generasi II dengan tema 'Bintang Kecil Peduli Lingkungan'. 

Kegiatan Bintang Kecil Peduli lingkungan terbagi ke dalam beberapa rangkaian acara. Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh ketua umum Komunitas Rumput Liar, kemudian disusul dengan kata pembukaan dari perwakilan Komunitas Aceh Bangun Lestari (ABL), dan terakhir ucapan terima kasih yang disampaikan oleh Kepala Sekolah SDN 19 Rukoh. Acara selnajutnya diserahkan kepada kakak-kakak volunteer Generasi I dan Generasi II Komunitas Rumput Liar. 


Pada kegiatan selanjutnya, para volunteer yang sudah terbagi dalam beberapa kelompok pemain skenario drama pun memperagakan berbagai aksi dan prilaku peduli lingkungan serta prilaku menjaga kesehatan sederhana dalam bentuk skenario drama yang ringkas dan menarik di depan siswa-siswi SD Negeri 19 Rukoh. Anak-anak diajak untuk ikut berinteraksi dalam setiap skenario dengan menyanyikan lagu atau dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana. 



Selain pementasan skenario drama singkat, kegiatan lain yang dilakukan adalah penyelenggaraan beberapa perlombaan yang bertemakan peduli lingkungan. Perlombaan tersebut meliputi perlombaan membuat kerajinan tangan dari bahan dasar botol bekas dan kaleng bekas untuk anak kelas 3 dan 4 SD, serta perlombaan mengutip sampah yang ada di halaman sekolah yang dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok untuk anak kelas 5 dan 6. Terakhir adalah pembagian hadiah bagi siswa yang memenangkan perlombaan serta pembagian souvenir bagi seluruh siswa SDN 19 Rukoh, Aceh Besar. 



Kegiatan Bintang Kecil Peduli Lingkungan ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif dan mampu mengajak siswa-siswi, khususnya siswa-siswi SD Negeri 19 Rukoh, untuk lebih menyayangi dan peduli terhadap lingkungannya serta menambah pengetahuan bagi anak-anak dalam berprilaku menjaga kesehatan dimulai dari yang paling sederhana seperti kebiasaan mencuci tangan dengan baik dan benar. 


Project Management (PM) 
Chief: Zee Trina
- Cut Atika Putri
- Ichwan Azmi
- Suci Riski Tami

Creative and Innovative Management
Chief: Nedia Nirwanti & Maisarah
- Cut Nurul Zahria
- Lisa Pira Ariska
- Irhamna M. Jamil
- Riyan Mudastsir

Partnership and Fundraising Manangement
Chief: Lisa jafia Sari
- Imam Al Farisyi
- Muhammad Asril
- Raihan Ramadhani

Media,Information and Technology
Chief: Syarifah Muhira & Farida
- Monaris Daralina
- Muhammad Hafidh Ilmi

Human Resources Empowerment
Chief : Cut Kandil
- Sasni Andrika
- Novika Wahyuni
- Mazaya Khalila Muna

Volunteering Management
Chief: Syarifah Nabila Z.
- Muhajir
- Baizar Zulmi
- Yusra Maulina



Selamat kepada teman-teman yang terpilih menjadi anggota divisi Komunitas Rumput Liar untuk Generasi ke-2. Pemilihan ini dilakukan dengan sebaik-baiknya dan dengan sangat teliti oleh panitia pelaksana Open Recruitment Komunitas Rumput Liar Generasi ke-2. Penilaian ini didasarkan oleh hasil tes wawancara dan komitmen teman-teman yang telah diobservasi dan didiskusikan bersama oleh para panitia. Semoga dengan diberikannya kepercayaan kepada teman-teman agar ikut mengelola Komunitas Rumput Liar untuk jangka waktu setahun kedepan dapat membuahkan hasil yang maksimal dan memberikan banyak manfaat bagi lingkungan sekitar. Semangat berbagi, semangat menginspirasi!




Salam Hangat,


Admin Komunitas Rumput Liar

  1. Ayu Selvi Mansyur
  2. Irhamna M. Jamil
  3. Muhajir
  4. Yusra Maulina
  5. Sasni Andrika
  6. Cut Nurul Zahria Mardian
  7. Lisa Pira Ariska
  8. Raihan Ramadhani
  9. Asmaur Ridhana Zuhra
  10. Dini Ervina
  11. Sayed Mabrur
  12. Raisah Azhary
  13. Muhammad Hafidh Ilmi
  14. Julita Sari
  15. Hafni Ayu Dewi Manurung
  16. Ichwan Azmi
  17. Putri Mawadhatul Fajri
  18. Dicky Putra Fajar
  19. Mazaya Khalila Muna
  20. Debby Octavia
  21. Anggun Maulida Nengsih
  22. Tata Aprianita
  23. Rinal Khairunnas
  24. Muhammad Asyraf
  25. Fahmi Rija Arhas
  26. Yesi Ana Aariati
  27. Maghfirah
  28. Izzati Lathifah
  29. Suci Rizki Tami
  30. Monaris Daralina
  31. Marina Putri
  32. Cut Atika Putri
  33. Novika Wahyuni
  34. Saddam
  35. Muhammad Asril
  36. Novi Yanti
  37. Meilia Puspita
  38. Baizar Zulmi
  39. Maulizasari
  40. Imam Al Farisyi
  41. Ida Fajri
  42. Ayu Widayanti
  43. Riyan Mudastsir


Selamat kepada teman-teman yang mendapatkan kesempatan untuk bergabung menjadi Generasi ke-2 Komunitas Rumput Liar! Untuk informasi terkait agenda atau informasi lainnya silakan memantau akun facebook Rumput Liar atau dapat juga menghubungi contact person Komunitas Rumput Liar. 




Mari Berbagi, Mari Menginspirasi



Admin Rumput Liar


Selamat Pagi Minggu Rumputers! Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mendaftarkan diri menjadi kandidat Generasi ke-2 Komunitas Rumput Liar. Pendaftaran untuk periode ini sudah ditutup dan untuk tahap selanjutnya bagi teman-teman yang sudah mendaftar, yaitu tahap interview, insya Allah akan dilakukan selama dua hari yaitu tanggal 17-18 Oktober 2015 pukul 14:00 - 17:45 WIB. Untuk informasi lebih lanjut mengenai lokasi ataupun adanya perubahan agenda lainnya teman-teman bisa terus memantau akun facebook Rumput Liar dan blog: rumahrumputliar.blogspot.com. Happy weekend! *cheers*
26 April 2015,

Hari Minggu, langit cerah, pasir putih dan laut biru menjadi sarapan pagi kami. Hari ini kelas di Blangkrueng sengaja diliburkan khusus untuk memberikan hari kosong kepada para relawan Rumput Liar. Di hari kosong ini, para relawan sepakat untuk berpiknik di Pantai Pulau Kapuk, Aceh Besar. 

Persiapan dilakukan kurang lebih dua minggu sebelum hari H tiba. Mulai dari merencanakan waktu dan lokasi wisata, sampai menentukan barang-barang apa saja yang harus dibawa. Semua relawan pun dipersilakan untuk memilih beberapa pilihan tempat wisata yang terdapat di sekitar Banda Aceh dan Aceh Besar. Namun, setelah proses voting, pilihan kami pun berakhir di Pantai Pulau Kapuk, Lhoknga. 

Bekal makanan, minuman segar, bahkan rujak buah menjadi santapan siang kami. Semua relawan terlihat lahap menghabiskan makanannya masing-masing. Kami duduk bersama dalam satu lingkaran besar sehingga wajah-wajah saling bertatapan. Kami bersenda gurau disela-sela makan siang kami, bercerita tentang ini dan itu, lalu tertawa bersama. Sungguh menyenangkan!

Seusai makan siang, azan Zuhur pun menghentikan kegiatan kami sesaat untuk menghadap Sang Ilahi. Lalu, satu per satu relawan Rumput Liar yang sudah selesai menunaikan shalat Zuhur kembali merapat ke dalam pondok-pondok kecil yang ada di bibir pantai. Santapan kedua mulai dikeluarkan, rujak buah.

Perut sudah kenyang, saatnya bermain. Alat-alat permainan dikeluarkan. Peraturan dibacakan dan peserta ditentukan. Saat itu, langit mulai mendung. Namun, kami tetap melanjutkan permainan kami bahkan saat hujan mulai turun agak deras. 

Permainannya sederhana. Potongan pipa yang dibelah dua, lalu dialirkan oleh sebuah bola pingpong. Peserta harus mempertahakan bola pingpong di atas pipa sambil mereka membawanya ke garis finish pertama, lalu membawanya kembali ke garis start awal. Teriakan-teriakan memberi semangat pada tim yang sedang bermain pun menambah keseruan. 






Permainan kedua yaitu memasukkan paku ke dalam sebuah botol. Namun, kali ini persertanya terdiri dari 10 orang. Pingang mereka diikat dengan sepotong tali, lalu tali-tali itu disatukan untuk mengikat sebuah paku. Botol bekas ditancapkan di pasir pantai dan pemain harus berjalan sekitar 4 meter dari garis awal mereka berada. Permainan ini membutuhkan kerja sama antara pemain-pemainnya. Harus ada yang mengalah untuk berjongkok, lalu menarik tubuhnya sedikit ke kanan atau ke kiri, maju atau mundur, agar paku dapat masuk ke dalam mulut botol. 




Setelah lelah bermain, kami pun berfoto bersama. Piknik hari ini sungguh menyenangkan. Piknik bersama ini membuat kami semakin mengenal satu sama lain dan memberikan sedikit reward pada para relawan atas kerja keras yang mereka lakukan selama ini. Kebahagiaan bertambah lagi dengan sebuah kejutan di akhir piknik. Masing-masing relawan mendapatkan postcard cantik dengan foto-foto mereka bersama adik-adik di Desa Blangkrueng. Alhamdulillah, piknik berjalan lancar dan semuanya bahagia. 





Kenangan tidak dapat diulang untuk kemarin, tidak dapat sama dengan esok atau lusa. Karena kebersamaan hari ini belum tentu dapat dirasakan lagi di lain waktu. ms.


Blangkrueng-(Senin, 23/03) Sisa kebersamaan kemarin Minggu sore itu masih terasa. Keseruan bermain antara kakak-kakak relawan dan adik-adik Desa Blangkrueng untuk menghabiskan sisa hari itu amat menyenangkan. Suasana berbeda dengan hari-hari mengajar biasanya membuat gelak tawa serta jalinan kekompakan para volunteer dan adik-adik Blangkrueng sore itu menyenangkan. Panas terik yang ikut bermain tidak membuat kalah semangat mengajar dan kebersamaan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Sore itu kami memperingati World Water Day 2015 yang juga diperingati oleh beberapa negara di seluruh dunia. Hari itu merupakan puncak dari perinngatan WWD di Blangkrueng setelah seminggu sebelumnya WWD ini disosialisasikan kepada adik-adik Blangkrueng. Selain itu WWD ini juga disosialisasikan kepada berbagai pihak diluar komunitas sendiri sebagai bentuk apresiasi bersama dalam memperingati World Water Day pada tahun ini. 

Komunitas Rumput Liar juga turut mengadakan photo challenge yang meminta tema #WaterIs untuk kemudian di-upload di beberapa sosial media. Challenge ini selain untuk mengenalkan Komunitas Rumput Liar yang hadir di tengah masyarakat juga untuk menarik perhatian banyak orang agar lebih peduli terhadap kepentingan air untuk dunia. Pemenang photo challenge ini akan dipilih berdasarkan banyaknya jumlah voting oleh volunteer Rumput Liar sendiri dan yang beruntung akan mendapatkan merchandise dari adik-adik Desa Blangkrueng, Aceh Besar. 

Selain photo challenge ini, di pertemuan mengajar sebelumnya para volunteer juga memperkenalkan kepada adik-adik Blangkrueng tentang pembahasan dasar mengenai apa itu air, manfaat air, siklus air, penyaringan air dan beberapa pokok bahasan lainnya. Adik-adik desa Blangkrueng dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari lebih kurang 5 orang. Tiap kelompok dibimbing oleh 3-5 orang kakak-kakak volunteer untuk menjelaskan kepada mereka tentang judul pembahasan air yang mereka dapatkan. Setelah itu, mereka diminta untuk mempersentasikan secara sederhana tulisan yang mereka buat di atas kertas karton hitam dan tempelan-tempelan kertas origami yang menjelaskan tentang pemahaman mereka mengenai judul pembahasan tersebut, tentunya dibantu oleh kakak-kakak volunteer yang membimbing tiap kelompok.

Pada puncak peringatan WWD di hari Minggu (22/03), adik-adik Blangkrueng diminta untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelompok-kelompok lain. Pintar, malu dan gaya bicara mereka membuat presentasi yang berlangsung selama lebih kurang 30 menit itu menjadi seru. Selanjutnya kakak-kakak volunteer mengajak adik-adik nonton bersama video animasi tentang siklus air di bumi dan beberapa video mengenai kekurangan air yang terjadi di beberapa negara dunia. Adik-adik Blangkrueng dapat melihat langsung kondisi dan akibat dari kekeringan yang terjadi sehingga mereka lebih paham mengapa kita harus menjaga kebersihan dan memanfaatkan air dengan sebaik mungkin.

Acara diberhentikan sementara kumandang adzan Ashar. Beberapa menit setelah itu, peringatan WWD ini kembali dilanjutkan dengan permainan outdoor yang dibuat oleh kakak-kakak volunteer untuk adik-adik Blangkrueng. Permainan ini sederhana. Adik-adik yang telah dibagi menjadi 4 kelompok diminta untuk memindahkan air dari ember yang ada di depan mereka ke ember yang ada di ujung lainnya dengan jarak yang telah diatur. Air-air tersebut dipindahkan dengan gelas plastik bekas minuman dengan syarat pemenangnya adalah kelompok yang memindahkan air paling banyak dan jumlah air yang tumpahnya paling sedikit. Permainan berlangsung seru. Adik-adik Blangkrueng menikmati games yang juga dihebohkan dengan sorakan semangat dari kakak-kakak volunteer.

Matahari beranjak turun. Seakan mengabarkan bahwa malam akan segera datang. Menjelang gelap, peringatan World Water Day hari itu ditutup dengan sesi foto bersama dan sorakan jargon WWD 15 dari para volunteer dan adik-adik Blangkrueng. Sederhana, tapi kami bahagia. Setidaknya paham tentang ada hal kecil yang mesti dijaga untuk kepedulian terhadap sesama di dunia. (El-A)
Disleksia adalah suatu kondisi yang menyebabkan anak sulit untuk membaca atau menulis. Disleksia juga merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 80 persen penderita gangguan belajar pada anak usia sekolah adalah disleksia. Dan, uniknya angka kasus disleksia ini cenderung lebih tinggi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, bagaimana sebenarnya gangguan yang dirasakan oleh anak-anak dengan disleksia tersebut. Apakah sulit mengingat huruf-huruf atau sulit membedakan antara satu huruf dengan huruf lainnya? Sebenarnya terdapat beberapa perbedaan yang dialami oleh anak-anak disleksia. Sebagian anak menyatakan ketika ia melihat tulisan, ia merasa tulisannya seperti pecah atau terputus. Ada pula yang merasa tulisannya seperti melayang-layang, terlihat kabur meskipun matanya tidak sakit, huruf-huruf yang terbalik, huruf-huruf dalam bentuk yang tidak sama besar, terlalu rapat, atau seperti bergelombang sehingga sulit untuk dibaca.





Disleksia sering juga disebut dengan 'word blindness'. Namun, sebenarnya tidak demikian. Anak-anak dengan disleksia dapat diajarkan untuk mengenal huruf-huruf dan angka. Banyak orang-orang sukses yang mengalami disleksia, contohnya saja Adam Levine, vokalis band ternama Maroon 5, atau penulis novel yang terkenal seperti Agatha Christie, bahkan seorang fisikawan yang teori-teorinya masih digunakan sampai sekarang ini, Albert Einstein.

Perlu diketahui bahwa kebanyakan anak-anak dengan disleksia memiliki IQ di atas rata-rata. Tapi, mungkin akan timbul pertanyaan lainnya, bagaimana bisa anak yang tidak dapat menghitung atau membaca bisa mendapatkan IQ yang tinggi? Dalam hal ini, otak dari anak yang mengalami disleksia tidak semuanya mengalami masalah atau dengan kata lain yang mengalami gangguan hanya pada area tertentu saja. Bisa jadi, yang terganggu hanya otak bagian sebelah kanan saja, yang menurut para ahli otak sebelah kanan berkaitan dengan kreativitas dan konseptualisasi. 

Terkadang orang tua pun sering salah mengartikan kondisi anak. Orang tua atau guru sering salah memahami bahwa si anak memiliki IQ yang rendah atau lamban dalam belajar. Padahal, kesulitan belajar bisa saja disebabkan oleh disleksia. Oleh karenanya, penting bagi orang tua untuk mengecek kemampuan anaknya sejak dini, termasuk pengecekan mata seperti membaca, tes buta warna, serta pengecekan pendengaran untuk memastikan tidak adanya gangguan seperti disleksia pada anak. 

Namun demikian, bukan berarti anak-anak dengan disleksia ini tidak dapat belajar atau akan selamanya menjadi 'buta huruf'. Mereka bisa belajar dan menjadi orang yang sukses tergantung dengan cara orang tua ataupun guru menanganinya. Anak-anak disleksia butuh cara belajar yang khusus. Mereka tetap bisa diajarkan huruf-huruf serta angka-angka. Mereka juga dapat diajarkan cara menuliskan kata demi kata, hingga mampu membuat kalimat sampai menyusun paragraf. Pada awal-awal belajar, mungkin anak dengan disleksia akan kesulitan membedakan b dengan d, atau m dengan n, dan lain sebagainya. Juga akan sulit membedakan kata papa atau mama. Dan ketika mulai dapat menulis, tak jarang mereka akan menempatkan huruf dalam sebuah kata dengan terbalik atau salah menempatkan huruf, misalnya 'kambing' menjadi kmabign atau kamping. Namun, percayalah bahwa ketika kita meminta penjelasan atau meminta anak membacakan apa yang telah ia tuliskan, ia akan mampu untuk menyampaikannya dengan benar. 

Yang jelas, memiliki anak dengan disleksia bukanlah suatu kesalahan atau masalah. Anak disleksia adalah anak istimewa, sama halnya dengan anak-anak yang lain. Anak disleksia hanya memiliki sedikit kesulitan dalam proses membaca atau menghitung. Oleh karena itu, orang tua harus dapat mengetahui dan memahami anaknya serta memastikan anaknya mendapatkan tenaga pengajar yang sesuai untuk menangani masalah disleksia tersebut. (SM)


Sumber referensi: The Little Book of Dyslexia, Joe Beech

Hari Minggu tiba, waktunya Rumput Liar beraksi!

Jarum jam menunjukkan pukul 14:23 WIB saat adik-adik peserta didik Rumput Liar mulai terlihat duduk manis di depan teras gedung balai desa. Senyum polos dan sapaan hangat dari mereka menyambut kakak-kakak relawan yang baru sampai.


Sebelum memulai pelajaran, adik-adik bersama para relawan bermain 'Kucing dan Tikus' bersama-sama di halaman balai desa. Permainan 'Kucing dan Tikus' ini adalah sebuah permainan yang mengharuskan para pemainnya saling berpegangan tangan satu sama lain untuk membuat lingkaran. Lalu, dengan satu orang menjadi Tikus, satu orang menjadi Kucing dan saling mengejar satu sama lain, melewati lingkaran yang dapat membuka dan menutup untuk melindungi si Tikus. Teriakan-teriakan dan tawa geli memenuhi lapangan balai desa. Semua terlihat ceria dan senang sebelum belajar dimulai. 


Seusai bermain, belajar pun dimulai. Kami membaca doa sebelum memulai proses belajar. Lalu, seperti biasa, adik-adik dikelompokkan berdasarkan kelas dan duduk dalam lingkaran kelasnya masing-masing bersama kakak pengajarnya. Hari ini, anak-anak terlihat bersemangat mengikuti pengarahan dan pelajaran matematika yang diberikan oleh kakak pengajarnya. Mereka antusias sekali ketika menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan oleh kakak pengajarnya. 

Tidak terasa, waktu belajar telah usai. Adik-adik dipersilahkan memasukkan peralatan tulis dan buku-buku mereka ke dalam tas masing-masing lalu bersiap untuk pulang. Namun, sebelum pulang adik-adik mendapatkan dua kejutan dari kakak-kakak relawan Rumput Liar. Kejutan pertama adalah sebuah lagu baru yang dengan sangat riang dinyanyikan bersama-sama hingga memecahkan tawa riang dalam ruangan. Kejutan kedua adalah masing-masing adik dibagikan satu kotak susu rasa coklat yang diberikan oleh donatur kepada Komunitas Rumput Liar. Mereka sangat senang dan menghabiskan susu yang diberikan dengan lahap. 

Bahagia dan membahagiakan orang itu ternyata sederhana. Keceriaan yang didapat dari senyum bahagia adik-adik peserta didik kami adalah hal yang paling kami tunggu-tunggu di setiap jadwal kami mengajar di Desa Blangkrueng. Karena berbagi senyuman adalah hal yang paling mudah untuk dilakukan dan sebagai perwujudan bentuk cinta kami yang paling dalam kepada adik-adik kami di Desa Blangkrueng. (SM/DP)



Photo taken by: Dony Prasetyo


Belajar tidak selalu menjadi kegiatan yang menyenangkan. Kadang-kadang, belajar menjadi sesuatu yang membosankan atau berat untuk dilakukan. Ada saatnya ketika anak-anak bahkan kita sendiri merasa kesulitan selama berjam-jam lamanya untuk menerima informasi baru atau mempelajari suatu keterampilan yang baru.

Ada pula suatu ketika di mana pikiran kita berkata, "Saya tidak bisa melakukan ini. Ini sangat susah!", lalu kita mulai merasa cemas, frustasi dan merasa kurang berbakat atau kurang pintar. Namun, percayalah bahwa semua orang pernah merasakan hal yang serupa. 

Pada kasus ini, keterampilan dan ketekunan seorang guru sangatlah diperlukan. Guru harus dengan tekun mendidik murid-muridnya agar mereka mencintai proses belajar itu sendiri dan meyakinkan muridnya bahwa tiap-tiap mereka memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang mereka dapatkan. Seorang guru harus meyakinkan dirinya sendiri serta muridnya bahwa tantangan demi tantangan yang dirasakan oleh muridnya tersebut akan membuat mereka menjadi lebih kuat, lebih pandai dan akan lebih nyaman dalam proses belajar ke depannya. 

Seperti saat kita kecil dahulu, kita mendapatkan tugas untuk menghafalkan perkalian dari 1 sampai 10, ditambah lagi dengan berbagai tugas rumah pelajaran lainnya yang harus di selesaikan dalam waktu yang bersamaan. Kita tahu bahwa menjalani berbagai kesulitan ataupun tantangan dalam proses belajar itu sebenarnya memang tidak mudah bagi anak-anak. Namun, kebanggan dan kebahagiaan yang akan dirasakan ketika tantangan tersebut diselesaikan dan mendapatkan manfaat ilmu pengetahuan yang baru dari proses belajarnya.

Pelajaran seperti matematika, ilmu sains, sejarah, dan pelajaran menulis memang pelajaran yang penting untuk diajarkan. Namun, kita juga harus mengingat bahwa dalam proses belajar setiap anak mempunyai cara ataupun ciri-ciri tersendiri untuk menerima, mengolah dan memahami ilmu yang diajarkan serta memiliki batasan-batasan dalam proses belajarnya. Ada anak-anak yang lebih mudah jika belajar menggunakan gambar atau video, ada anak yang lebih senang mendengarkan gurunya menjelaskan, atau ada pula anak yang dapat mengerti hanya dengan membaca saja. Setiap anak memiliki keunikan masing-masing dan seorang guru harus bisa mengerti dan mencoba untuk memfasilitasi kebutuhan murid-muridnya.

Ketika belajar terasa tidak menyenangkan, kita bisa mencoba untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada anak. Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk memberikan dorongan dan motivasi agar mereka kembali belajar dengan gembira adalah sebagai berikut:

  1. Ceritakan tentang perjuangan kita dalam belajar saat kita masih seusia mereka dulu. Ceritakan perasaan kita pada saat itu, misalnya pengalaman kita saat kesulitan menghafal perkalian atau pembagian. Lalu, jangan lupa menceritakan solusi untuk permasalah tersebut dan ceritakan perasaan kita ketika kita telah berhasil melewati kesulitan tantangan tersebut.
  2. Berikan kesempatan pada anak-anak untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Dengan cara itu, guru dapat mengidentifikasi penyebab dari kesulitan yang mereka alami. Untuk anak yang lebih dewasa, kita dapat menggunakan teknik diskusi untuk mencari masalah dan solusi masalahnya bersama-sama.
  3. Tempelkan beberapa poster dengan warna-warni dan gambar menarik di dalam kelas atau ruangan belajar anak dengan berbagai kalimat yang mudah dipahami dan bermakna, misalnya "Rajin Pangkai Pandai", "Belajarlah agar cita-citamu tercapai," atau "Bila kamu tidak tahan lelahnya belajar maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan." (-Imam Syafi'i)
  4. Untuk anak yang lebih dewasa atau usia remaja, kita bisa mencoba memberikan beberapa buku bacaan inspiratif tentang orang-orang sukses yang dulunya pernah mengalami berbagai kegagalan. 
  5. Terakhir, tetap berikan dorongan dan semangat pada anak agar mereka tetap berusaha meskipun mereka pernah merasa kecewa atas kegagalan yang pernah dilaluinya. Kita bisa membantu dengan memberikan fasilitas yang lain atau menggunakan metode mengajar yang lain agar anak-anak mendapatkan suasana belajar yang baru dan menjadi lebih bersemangat untuk mencoba kembali.
Selain itu, seorang guru harus dengan sabar dan dengan penuh kasih sayang membimbing 'perjuangan' murid-muridnya. Jangan pernah membiarkan murid kita meyakini bahwa kegagalan adalah akhir dari perjuangannya. Yakinkan murid kita bahwa setiap kegagalan yang pernah mereka lalui akan menjadi pengalaman berharga dan mereka dapat mencoba kembali dari awal. Percayalah bahwa setiap murid yang kita ajarkan akan menjadi orang-orang hebat di masa mendatang. Dan tetaplah mengajarkan dan mendidik anak-anak dengan cara yang menyenangkan dan penuh kasih sayang. (SM)





Source by: Michael Connolly, Teaching Kids to Love Learning, Not Just Endure It
Picture from: http://fobidik.deviantart.com/art/He-must-Study-Hard-151100813


Minggu, 25 Januari 2015

Hari ini adalah pertemuan ketiga relawan Rumput Liar dengan adik-adik Desa Blang Krueng. Alhamdulillah adik-adik yang datang hari ini jauh lebih banyak dari dua pertemuan sebelumnya. 

Pertemuan hari ketiga ini, khususnya pada adik-adik kelas A yang terdiri dari TK dan kelas 1-2 SD, diberikan materi Bahasa Inggris. Mereka diajarkan cara menyebutkan angka 1 sampai 10 dalam Bahasa Inggris dan beberapa kosa kata sederhana seperti flower, car, dan kata-kata lainnya yang mudah untuk diingat. Adik-adik kelas A pun mencatat apa yang dikatakan oleh Kakak relawan yang bertanggung jawab untuk kelas A pada hari ini. 

Sementara untuk kelas B yang terdiri dari anak kelas 3-4 SD membahas seputar Indonesia, khususnya tentang kepulauan Indonesia dan nama-nama provinsi yang ada di Indonesia. Kami memberikan materi selama setengah jam, membiarkan anak-anak mencatat nama-nama provinsi di Indonesia ke dalam buku catatan masing-masing, lalu melakukan tanya jawab secara lisan yang membuat anak-anak besorak-sorak gembira saat menjawab pertanyaan. 

"Ayo, coba sebutkan ada berapa pulau di Indonesia?" Tanya kakak relawan pada adik-adik kelas 3-4.
"Ada 5 Kak!" Jawab mereka bersemangat dan penuh antusias.
"Coba sebutkan!" minta kakak relawan.
"Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Papua!"
"Kalau begitu, berapakah jumlah provinsi yang ada di Indonesia!" pertanyaan selanjutnya.

Beberapa anak menjawab asal; 5, 12, bahkan ada yang menjawab 100 provinsi dan diikuti gelak tawa para relawan dan anak-anak lainnya.
"Negara Indonesia itu memiliki 34 provinsi."

Lalu, mulailah penjelasan berikutnya mengenai provinsi-provinsi di Indonesia yang dimulai dari provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jakarta, Jambi, Yogyakarta, sampai ke Papua. Kami meminta anak-anak untuk menyebutkan kembali apa-apa saja yang sudah mereka salin ke dalam buku catatan mereka secara bersama-sama. Setelah dirasakan tidak ada yang tertinggal maka kakak relawan yang bertanggung jawab pada hari itu melakukan sedikit permainan puzzle pada adik-adik kelas 3-4. Mereka dibagi ke dalam tiga kelompok kecil yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang saja. Lalu, kami membagikan peta Indonesia lengkap dengan nama-nama provinsinya yang sudah kami potong-potong hingga berbentuk seperti potongan permainan puzzle. Masing-masing kelompok diberikan potongan puzzle yang sama dan diberikan waktu sepuluh menit untuk menyusun potongan puzzle Pulau Indonesia.

Kelompok pertama siap dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Disusul kelompok kedua dan ketiga yang agak sedikit terlambat. Namun, semua anak ikut terlibat dan aktif dalam kelompoknya masing-masing. Pada permainan seperti ini diharapkan agar mereka mampu belajar bekerja sama dalam sebuah tim, mendengarkan pendapat teman-teman di kelompoknya, dan belajar untuk bersabar menerima kekalahan. 

Puzzle Kepulauan Indonesia sudah rapi dan tertata sesuai dengan yang ada di peta. Selanjutnya, kelompok diberikan potongan huruf-huruf dari nama provinsi di Indonesia dan mereka harus menyusun potongan huruf-huruf tersebut hingga menjadi nama yang sesuai. Anak-anak terdengar bergembira dan sedikit gaduh saat mengeja nama provinsi. Ada pula kelompok yang kesusahan karena kekurangan huruf 'J' untuk menuliskan provinsi Jakarta, Ibu kotanya Indonesia. 

Untuk kelas 5-6 diajarkan tentang nama-nama ibukota dari berbagai negara di dunia, pula dijelaskan beberapan keunikan atau ciri khas dari masing-masing negara yang mereka sebutkan. Dan seperti kelas A dan B, kelas C pun diberikan permainan yaitu tebak-tebakan nama ibu kota negara dan bermain tebak-tebakan nama binatang dalam bahasa Inggris. 

Alhamdulillah, pertemuan hari ini usai sudah. Seperti biasa, anak-anak diminta untuk duduk rapi dan membaca doa untuk mengakhiri pertemuan. Seusai berdoa, mereka diminta untuk duduk tenang dan kelas yang paling rapi akan dipersilahkan untuk berbaris dan menyalami semua kakak dan abang relawan yang bertugas hari ini. 

Satu per satu anak menyalami kami dan kami pesankan untuk kembali lagi di pertemuan selanjutnya. Langkah-langkah kecil itu semakin menjauhi gedung balai desa, namun ingatan kami semua tentang keluguan, kelucuan, dan kejujuran diri mereka selalu membekas di benak kami, para relawan. (SM)

Children learn best when they like their teacher and they think their teacher likes them. -Gordon Neufeld

Photo by Dony Prasetyo
Kutipan di atas sepertinya cukup membekas di benak seseorang yang pernah ataupun berprofesi sebagai pengajar. Tidak perlu disangkal bahwa menciptakan suasana yang menyenangkan saat mengajar di kelas merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi seorang pengajar. Begitu pula bagi para relawan dari Komunitas Rumput Liar, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk anak-anak di Desa Blang Krueng merupakan tantangan seru, dimana tanpa terciptanya suasana belajar yang menyenangkan anak-anak akan bosan dan kemungkinan terburuknya adalah malas untuk datang kembali dan belajar bersama setiap Hari Rabu dan Minggu.

Mari kita baca sekilas gambaran mengenai suasana kelas di Desa Blangkrueng pada Hari Rabu (4/3/15).
Matahari bersinar cukup terik pada pukul 14.30 WIB di daerah Desa Blangkrueng, Aceh, namun nyatanya tidak menyurutkan semangat adik-adik dan kakak-kakak relawan Rumput Liar untuk datang memenuhi sebuah ruang serba guna desa tersebut. Semua berkumpul dengan wajah yang antusias, tak sabar mendapatkan ilmu dari kakak-kakak relawan, mulai dari adik-adik yang masih duduk di bangku TK hingga yang sudah duduk di bangku kelas 6 SD. Pertanyaannya, bagaimanakah cara mengajari pelajaran matematika pada anak-anak dalam cuaca panas dan gerah?

Relawan Rumput Liar membagi adik-adik dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari TK, SD kelas 1-2, SD kelas 3-4, dan SD kelas 5-6. Dimana setiap kelompok kecil didampingi oleh dua orang relawan. Berbeda usia anak, tentu saja berbeda pula pola mengajarinya, di sinilah seorang pengajar harus memahami bagaimana pola pikir anak-anak, agar tidak membosankan, sistem belajar dibuat dengan cara bermain sambil berhitung. Untuk anak TK dan SD kelas 1-2 disediakan permainan dengan warna-warna menarik.

Untuk setiap kelompok belajar disediakan satu buah papan tulis dimana anak-anak bisa aktif bertanya-jawab dengan kakak pengajarnya, terutama bagi SD kelas 3-6 yang sudah pandai perkalian terlihat antusias dengan memborong sejumlah pertanyaan tentang perkalian dan pembagian. Tidak perlu terburu-buru dalam mengajari seorang anak, dalam kelas belajar Rumput Liar tidak ada yang harus dikejar, tidak ada sosok seorang guru yang harus ditakuti, sehingga anak-anak dengan riang dapat menyerap materi-materi yang diajarkan tanpa perlu takut memberikan jawaban yang keliru mengenai soal matematika yang diberikan.

Dan hal yang cukup penting untuk diterapkan dalam sebuah kelas belajar adalah bagaimana seorang pengajar bisa menunjukkan pada anak-anak bahwa ia senang saat mengajari anak-anak. Sebab ekspresi pengajar yang menunjukkan emosi kesal, bosan, bingung, terlebih lagi marah dapat terlihat jelas oleh anak dan memberikan efek yang buruk. Ciptakan suasana belajar penuh tawa sehingga mengurangi kejenuhan anak dan meningkatkan rasa penasarannya untuk memecahkan sebuah soal.
Jadi, bagaimana menciptakan suasana belajar matematika yang menyenangkan saat cuaca panas dan gerah?

Jangan segan-segan tersenyum, jangan perhitungan dalam berbagi tawa, dan jangan terlalu menghitung batas kesabaran. Karena bisa jadi sewaktu kecil dulu Anda adalah tipe anak yang sangat sulit diajak belajar. So keep calm and study smart! (NF)
Photo by Dony Prasetyo

Minggu, 15 Februari 2015


Kegiatan hari ini adalah perkenalan komunitas Rumput Liar di Desa Blang Krueng serta baksi sosial yang bekerjasama dengan Cempaka Lima Grup, Rumah Zakat dan AFS. Selain untuk memperkenalkan komunitas kami, kegiatan hari ini juga meliputi pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga desa dan perlombaan khusus untuk anak-anak didik komunitas Rumput Liar.

Persiapan kegiatan telah dilakukan selama satu minggu lebih, mulai dari rapat bersama para donatur dan pembina, penentuan hari, tempat dan tanggal acara, penentuan perlombaan yang akan diadakan, sampai mencari bingkisan serta souvenir bagi adik-adik yang akan memenangkan perlombaan yang direncanakan. 

Di hari H, relawan-relawan dari Rumput Liar saling bahu-membahu mempersiapkan lokasi kegiatan tersebut. Kami mengangkat kursi-kursi, memasang spanduk, membungkus bingkisan-bingkisan, serta menyiapkan hal-hal lainnya dengan dibantu oleh beberapa perangkat desa dan beberapa relawan dari Rumah Zakat. 



Pukul 14:45 sore, Pak Sekdes mengumumkan kembali lewat pengeras suara di mushalla Desa Blang Krueng bahwa di tempat itu akan diadakan pemeriksaan kesehatan gratis. Tak lama setelah itu, beberapa warga desa mulai terlihat berdatangan dan mengantri di bawah tenda yang telah disediakan, menanti nomor antrian mereka dipanggil. Begitu pula dengan anak-anak didik Rumput Liar. Mereka bahkan datang lebih awal dari waktu yang semestinya. Dengan pakaian-pakaian yang bersih dan rapi, mereka pun bersabar menanti pukul tiga sore. 

Waktu berjalan cepat dan jarum jam menunjukkan pukul tiga sore, pertanda acara harus segera dimulai. Relawan dari Rumput Liar mengambil alih sebagai MC untuk pembukaan acara ini. Setelah pembacaan ayat suci Al Quran, lalu satu persatu pembicara dipanggilkan, dimulai oleh Bunda Kartini, perwakilan dari Rumah Zakat. Bunda Kartini memberikan sedikit pidatonya mengenai kedatangan Rumah Zakat ke Desa Blang Krueng dan juga memberikan sedikit informasi kepada warga desa tentang pentingnya memeriksakan kesehatan dengan rutin. Bunda Kartini sangat antusias melihat banyaknya warga desa yang datang untuk memeriksakan kesehatan mereka. 


Bunda Kartini sedang memberikan kata sambutan

Tidak hanya itu, pihak Rumah Zakat juga turut memberikan santunan kepada anak-anak didik Rumput Liar yang kurang mampu. Dengan pemberian santunan ini, diharapkan anak-anak tersebut dapat lebih bersemangat untuk menghadiri pertemuan di kelas Rumput Liar dan dapat membantu memenuhi kebutuhan mereka dalam dunia pendidikan. 

Lalu, perwakilan dari perangkat desa, Pak Teuku Badlisyah selaku Sekretaris desa, juga ikut memberikan sedikit pidatonya. Beliau memperkenalkan komunitas Rumput Liar kepada masyarakat desa yang hadir pada hari ini. Beliau juga mengatakan bahwa Rumput Liar telah melakukan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi anak-anak di desa mereka dan berterima kasih atas kehadiran komunitas kami di desa mereka. Di akhir pidatonya, Pak Sekdes pun turut membuka acara ini secara resmi.

Pukul 3:30, acara pengobatan gratis yang dilaksanakan oleh Rumah Zakat dan Cempaka Grup dimulai. Begitu pula dengan acara perlombaan untuk anak-anak didik Rumput Liar. Perlombaan pertama adalah hafalan surat pendek. Sekitar lima belas orang anak didik Rumput Liar mengikuti perlombaan ini. Dengan penuh keberanian, mereka melafalkan ayat-ayat suci Al Quran.









Untuk anak-anak lainnya yang tidak mengikuti perlombaan menghafal surat pendek, mereka berkumpul di salah satu sudut untuk melihat alat permainan edukasi bernama Olin Chip yang dibawakan khusus oleh mahasiswa Teknik Industri Universitas Syiah Kuala. Anak-anak juga diperbolehkan untuk memainkan alat tersebut secara bergantian. 



Setelah semua peserta lomba menghafal surat pendek habis, kami melanjutkan perlombaan berikutnya. Semua anak didik Rumput Liar membentuk lingkaran besar, bergandengan tangan dengan teman-temannya serta kakak dan abang relawan Rumput Liar. Suasana terasa sangat ceria dan hangat. 

Lomba ini memang terbilang sangat sederhana. Namun, lomba ini mampu mengasah ketangkasan dan ketelitian adik-adik serta para relawan Rumput Liar dalam berhitung dan bergerak cepat. Mereka yang pertama berada dalam satu lingkaran besar, harus saling melepaskan dan membentuk kelompok-kelompok kecil sesuai dengan hasil pengurangan, penjumlahan, perkalian ataupun pembagian yang telah diberikan. Suasana kocar-kacir, teriak-teriakan memanggil teman-temannya, tarik-menarik dan rebut-merebut membuat semua orang yang ada di lokasi itu tertawa.

Masih merasa belum cukup puas, permainan juga dilanjutkan dengan gaya yang berbeda. Peserta didik dan relawan Rumput Liar saling berbaris rapi dan mengikuti instruksi dari pembawa acara. Di sini, relawan dan anak didik juga dituntut untuk kompak dan fokus terhadap perintah-perintah yang diberikan. Pembawa acara mengatakan kanan dan melompak ke kanan maka peserta lomba, relawan dan anak didik Rumput Liar, harus melompat ke kiri dan begitu pula sebaliknya. Tak jarang barisan-barisan yang semulanya sangat rapi dan lurus mendadak hancur berantakan karena beberapa anggota di barisan tersebut tidak fokus. Semuanya lelah, tapi bahagia. 



Di akhir acara, pengumuman pemenang lomba hafalan surat pendek pun diumumkan. Masing-masing pemenang juga diberikan hadiah sebagai reward atas partisipasi mereka dan keberhasilan mereka dalam perlombaan tersebut. Begitu juga dengan perlombaan yang kedua. Tiga kelompok yang paling kompak dan tidak banyak melakukan kesalahan mendapatkan hadiah. Dan, bingkisan makanan ringan juga dibagikan untuk masing-masing anak yang hadir dan ikut meramaikan hari ini, baik yang menang ataupun yang tidak.

Alhamdulillah, acara bakti sosial bersama Cempaka Lima Grup dan Rumah Zakat serta perkenalan komunitas Rumput Liar hari ini berjalan sangat lancar. Semoga di lain waktu kami dapat melakukan kegiatan besar seperti ini lagi dan membagikan kebahagiaan bagi semua warga 'Desa Pintar', Gampong Blang Krueng. [SM]

Rabu, 28 Januari 2015


When you fold a piece of paper, your essentially changing the memory of that piece"- Eric Demaine

Pertemuan keempat di bulan Januari. Tapi, seperti biasa sebelum memulai kegiatan, kami dan adik-adik membaca Surat Al-Fatihah sebagai pembukaan dan doa belajar agar selalu diberikan kemudahan oleh Allah dalam mengingat dan menyerap ilmu yang akan kami ajarkan hari ini. Dan alhamdulillah hari ini ramai yang datang. Namun, ada adik kecil yang sering datang ke Rumah Rumput Liar sedang sakit dan tidak dapat hadir pada hari ini. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan kesembuhan untuk adik kita. 

Hari ini, kami bersama adik-adik Desa Blang Krueng duduk melingkar sesuai kelas masing-masing untuk melakukan permainan sederhana, yaitu melipat kertas origami. Kertas HVS warna-warni yang disulap menjadi berbagai bentuk pun siap dibagikan kepada adik-adik dan kepada para relawan. 

Membuat orang-orangan dari origami



Namun, untuk adik-adik kelas TK hari ini sedikit lebih spesial. Kalau biasanya adik-adik TK digabungkan dengan adik-adik dari kelas A, hari ini mereka dipisahkan menjadi satu kelompok kecil yang terdiri dari tiga orang saja. Kami mengajarkan mereka dengan sebuah buku khusus anak TK yang kami pinjam dari pembina Rumput Liar. Isinya berupa gambar berbagai macam benda dengan ukuran yang berbeda-beda dan tugasnya adalah meminta adik-adik TK untuk menunjuk benda mana yang paling besar, benda mana yang paling kecil atau mengurutkan secara tepat benda dari ukuran besar hingga kecil dan sebaliknya. Di sela-sela belajar, ketika melihat gambar seekor anjing, kami pun mengajarkan adik-adik TK untuk menyanyikan lagu yang dulu pernah diajarkan saat kami, para relawan, masih kecil.

"Aku punya anjing kecil. Kuberi nama Heli~" Kami senang ternyata adik-adik masih mengetahui lagu itu walaupun liriknya tidak mereka hafal dengan baik. Adik-adik TK hanya bisa mengikuti kakak-kakak pengajar menyanyi. Mereka sangat gembira dan lucu ketika menirukan suara gong-gongan anjing pada lagu itu sehingga membuat anak-anak dari kelas lainnya ikut bersenandung. 

Untuk kelas A, B dan C, kertas HVS dibagikan satu per satu dan kakak yang bertanggung jawab pada kelas hari ini memperagakan cara melipat kertas menjadi bentuk-bentuk yang adik-adik inginkan. Sebagian anak ingin belajar melipat origami berbentuk pesawat terbang, bentuk orang-orangan, dipotong-potong hingga berbentuk seperti bunga, dan sebagian lagi meminta untuk diajarkan cara membuat burung-burung kertas. 

Kakak relawan sedang memperagakan cara membuah burung-burung kertas di kelas B

Hanya diperlukan beberapa menit saja untuk membuat pesawat kertas. Setelah pesawat mereka jadi, anak-anak lelaki pun mulai melemparkan pesawat mereka hingga berseliweran ke sana kemari menghiasi langit-langit ruangan balai desa. Pesawat berwarna-warni itu tak lupa pula dibubuhi nama masing-masing anak. 


Adik-adik kelas TK pun mulai tak sabar ketika melihat pesawat berterbangan di sekitar mereka dan kami pun menyudahi membaca buku serta ikut melipat kertas menjadi bentuk burung. Burung-burung kertas, pesawat-pesawat kertas dan orang-orangan dari kertas pun menjadi oleh-oleh yang dapat dibawa pulang oleh masing-masing anak pada hari ini. 

Oleh-oleh burung kertas dan pesawat kertas untuk kelas TK
Tak terasa, jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore dan pertanda waktu pulang telah tiba. Kami menyudahi permainan melipat kertas dan membaca doa penutup perjumpaan kami. Tak lupa kami meminta agar Tuhan selalu memberikan kesehatan kepada kami agar dapat berkumpul lagi di pertemuan selanjutnya, meminta agar setiap pertemuan kami menjadi ibadah dan diberkahi oleh-Nya. 

Semoga kemarin, hari ini, esok, lusa dan seterusnya kita dapat berkumpul, belajar bersama dan menjadi suatu keluarga besar Rumah Rumput Liar yang harmonis dan rukun. (SM)
Powered by Blogger.