Photo by Bunga Raihanda




Beberapa minggu terakhir ini, kakak-kakak volunteer dari Rumput Liar tengah disibukkan dengan kegiatan mengunjungi beberapa sekolah yang ada di Aceh Besar dan sekitarnya. Tujuannya adalah menjelaskan dan mengenalkan mengenai apa itu cita-cita dan apa saja ragam cita-cita kepada adik-adik di sekolah tersebut. Nah, bagi yang mengikuti linimasa Rumput Liar seperti twitter, facebook dan instagram pasti tahu kan bagaimana keseruan kegiatan ini. Sebenarnya bagaimana sih kegiatan pengenalan cita-cita itu?
Kegiatan ini sebenarnya bernama Next Gen 15 Mission. Kegiatan ini merupakan sebuah misi yang diusung oleh Rumput Liar untuk menghimpun cita-cita 1500 adik-adik sekolah dasar yang ada di Aceh. Jadi setelah dijelaskan dan dikenalkan mengenai beragam cita-cita oleh para volunteer, adik-adik tersebut diminta untuk menuliskan cita-citanya di atas kertas, kemudian digulung dan kertas-kertas tersebut dimasukan ke dalam tabung atau yang dinamakan Kapsul Waktu. Nantinya, kapsul waktu ini akan dibuka 15 tahun yang akan datang untuk melihat apakah cita-cita mereka terwujud atau malah meraih cita-cita yang lebih baik lagi.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah merangsang semangat belajar dari adik-adik untuk meraih cita-cita yang telah mereka masukkan ke dalam Kapsul Waktu tersebut. Harapannya agar mereka termotivasi untuk mewujudkan dan memfokuskan diri untuk meraih apa yang mereka inginkan. Sementara untuk pelaksanaan kegiatan ini sekolah yang dituju hanya dipilih secara acak dengan porsi 40% Sekolah Dasar dengan akreditasi C, 35% Sekolah Dasar dengan akreditasi B dan 25% Sekolah Dasar dengan akreditasi A. Kegiatan ini rutin dilaksanakan sebanyak dua kali setiap bulannya di hari Sabtu.
Harapan dari diadakannya kegiatan ini adalah volunteer yang terlibat dalam kegiatan bisa bersungguh-sungguh dalam memotivasi adik-adik untuk menentukan dan meraih cita-cita mereka. Sementara adik-adik tersebut mendapatkan manfaat dari kegiatan dan penjelasan dari para volunteer. [NNP]

Photo by Bunga Raihanda


Seorang politikus akan sibuk menyuarakan aspirasinya, seorang pemburu berita terus sibuk menggoreskan penanya. Semua mendapatkan porsi dalam konspirasi pembangunan negeri, berbagai fasilitas umum dibangun, ribuan lembar rupiah terkuras setiap menit. Ditambah beragam kritikan antar petinggi negri terus disiarkan di berbagai media massa.
Sungguh epik kisah pembangunan ibu pertiwi, sebab bagi seorang anak kecil di pinggiran jalan, Indonesiaku tetap sama. Indonesia yang dilihatnya hanyalah jalanan berdebu di bawah teriknya matahari, menahan tangis sambil mengais rezeki melalui uluran tangan mereka yang berkendaraan mewah.
Hari ini, seluruh penjuru nusantara bersemangat menyerukan kemerdekaan negeri ini, larut dalam suka cita merah putih. Merdeka!
Namun hati kecil kami terusik menyaksikan euforia 17 Agustus, sungguh disayangkan mereka sering menutup mata untuk melihat potret nyata Indonesiaku, benarkah rakyat negeri ini sudah merdeka? Apakah rakyat membutuhkan kemerdekaan dari kebodohan dan merdeka dari kemiskinan, atau cukup sebatas Indonesiaku yang merdeka dari tangan penjajah? Ya, mungkin saja pemimpinku sedang kesulitan untuk melihat potret nyata pendidikan yang masih memprihatinkan. Terlalu sibuk memikirkan urusan negara yang entah diperuntukkan bagi kepentingan siapa. Kenyataannya sederhana, anak-anak di pinggiran kota masih saja buta aksara, berjuang sendirian untuk bertahan hidup.
Lantas dimanakah kemerdekaan Indonesiaku?

Mungkin benar, pemimpinku saat ini sedang terlalu sibuk sehingga melewatkan nasib pendidikan rakyatnya. Untuk itu kami yang terketuk hati untuk peduli pada pendidikan anak saling menyapa dan bahu-membahu, bergerak bersama untuk turun langsung ke lokasi yang masih membutuhkan bantuan pendidikan. Meski terhitung baru memulai, namun RumputLiar secara konsisten mengadakan kegiatan untuk membantu pendidikan di dua lokasi berbeda setiap minggunya.
Lokasi pertama yang dipilih untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar mingguan adalah Gampong Blangkrueng, Aceh Besar. Program tersebut sudah berjalan hampir dua tahun dan mendapatkan respon positif dari tokoh masyarakat setempat dan orang tua anak.
Lokasi kedua dipilih setelah program mengajar 1 tahun berjalan sukses, sejumlah relawan siap sedia bergabung untuk turun langsung mengajarkan beberapa pelajaran di Gampong Lamanyang, Aceh Besar.
Kedua lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang cukup strategis karena tidak terlalu jauh dari perkotaan, namun kurang mendapat perhatian dari segi pendidikan anak.

"Dalam konteks ke-Aceh-an, 71 tahun Indonesia merdeka dan 11 tahun Perdamaian Aceh, pendidikan di Aceh masih terlihat sangat miris, dimana belum adanya keadilan dalam pemerataan kualitas pendidikan. Sebagai gambaran, di daerah pedesaan pelosok dan terpencil masih terpasang spanduk sekolah bebas biaya bahkan memberikan perlengkapan sekolah bagi murid yang mau mendaftar di sekolah tersebut. Sementara di perkotaan para orang tua berlomba mendaftarkan anak ke sekolah yang biaya perbulannya sangat tinggi.
Jika memang pemerintah, khususnya daerah Aceh beriktikad baik dalam memperbaiki kualitas pendidikan Aceh, maka seharusnya program penyetaraan atau memperkecil kasta sekolah yang ada di kota dan desa bisa dilakukan. Sehingga tercipta kualitas pendidikan A dan B+ di seluruh sekolah hingga pelosok Aceh. Demi generasi Aceh yg lebih baik." opini MR. Satria selaku perintis Komunitas RumputLiar setelah menelusuri potret pendidikan beberapa daerah terpencil di Aceh.

71 Indonesia merdeka, besar harapan kami, ada lebih banyak lagi relawan yang bersedia gotong-royong memperbaiki pendidikan bangsa ini. Demi Indonesia yang lebih baik. [NF].
Kegiatan Belajar-Mengajar di Blangkrueng (Sumber : MR. SATRIA)
Yuk, Nabung Pahala!


Menjelang bulan Ramadhan, kali ini Komunitas Rumput Liar kembali mengadakan event yang mengajak teman-teman semua untuk saling berbagi dan menabung pahala sebanyak-banyaknya. Event 'Yuk, Nabung Pahala untuk Meunasah Desa Lam Manyang' ini diselenggarakan mulai dari tanggal 2 Mei sampai dengan 4 Juni 2016. Komunitas Rumput Liar mengajak teman-teman semua untuk menabung pahala dengan cara menyumbangkan berbagai perlengkapan ibadah seperti mukena, sajadah, Al Quran, iqra, dan lain-lain. Sumbangan dari teman-teman nantinya akan didonasikan ke Meunasah Desa Lam Manyang, Aceh Besar. 

Bagi teman-teman yang ingin menyumbangkan perlengkapan ibadah silakan menghubungi contact person (CP) atau dapat langsung mengirimkan sumbangan perlengkapan ibadah ke alamat yang tertera pada poster di atas. 

Kami tidak memungut biaya apapun dan siap menerima sumbangan dari teman-teman berapapun jumlahnya. InsyaAllaah, sumbangan yang akan teman-teman donasikan nanti akan sangat bermanfaat bagi siapa saja yang menggunakannya. 

Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.―HR Tirmidzi 

One Book One Experience (For Lam Manyang)


Setelah sukses di tahun pertama, Komunitas Rumput Liar kembali mengadakan program pengumpulan buku. Di tahun kedua ini setiap buku yang Anda sumbangkan akan didonasikan ke Desa Lam Manyang, yang menjadi fokus lokasi kedua kegiatan Komunitas Rumput Liar. Bagi Anda yang berminat ingin menyumbangkan buku, silakan menghubungi nomor CP (contact person) yang ada atau Anda bisa mengirimkan buku yang ingin Anda sumbangkan ke alamat yang tertera pada poster. Buku yang diterima berupa buku pelajaran sekolah, majalah, buku kumpulan cerpen atau komik serial anak (untuk usia 5-12 tahun). 

Mari bersama-sama kita terbarkan pahala dan melukis senyum calon-calon pemimpin bangsa melalui program One Book One Experience. Terima kasih.



Salam Hangat,


Komunitas Rumput Liar

Memiliki anak yang mencintai Al-quran, tentu menjadi impian setiap orang tua. Anak yang sejak dini mencintai dan terbiasa membaca Al-quran akan lebih mudah untuk menjadikan Al-quran sebagai pedoman hidupnya. 

Rasulullah Muhammad SAW pun berpesan, dalam hadits Shahih Bukhari:

Bebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-quran dan mengajarkannya (H.R. Bukhari).

Ternyata ada begitu banyak keutamaan bagi mereka yang membaca dan menghafalnya salah satunya adalah memiliki hak untuk memberi syafaat (pertolongan) kepada sepuluh orang anggota keluarganya sebagaimana tercantum dalam sebuah hadits:

Dari Ali Ibn Abi Thalib ra., ia berkata Rasulullah saw., bersabda: Barangsiapa membaca Al-quran dan menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya dalam syurga dan memberikan syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya dimana mereka semuanya telah ditetapkan untuk masuk neraka (HR. Ibnu Majah).
Berikut adalah beberapa tips yang mungkin dapat diikuti,

  1. Mulai dari diri orang tua untuk mencintai Al-quran terlebih dahulu. Jika ditanya kepada setiap orang tua apakah mereka menginginkan agar anaknya menghafal Al-quran tentu jawaban mereka semua adalah mau. Namun ada hal penting lagi yang perlu kita tanyakan, sudahkah para orang tuanya mencintai dan mencoba juga untuk menghafal Al-quran? Jika jawabannya belum maka sudah semestinya kita para orang tua yang memulainya terlebih dahulu untuk mencintai Al-quran, banyak membaca Al-quran, mencoba memahami setiap makna yang terkandung didalamnya serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari. Sebab orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak, dan pembelajaran terbaik bagi seorang anak adalah keteladanan.
  2. Ciptakan kondisi yang mendukung untuk mencintai Al-quran dalam keluarga. Untuk menghafal Al-quran tidak cukup hanya semangat, dan kemauan yang kuat saja. Tapi juga butuh lingkungan yang kondusif untuk menghafal Al-quran. Maka untuk ini konteksnya adalah keluarga, tugas orang tua adalah menciptakan lingkungan yang mendukung untuk menghafal Al-quran dalam keluarga tersebut. Menciptakan kondisi agar anak tidak terlalaikan oleh hal-hal lain yang bersifat mubazir dan banyak mudharatnya akan tetapi menjadi lebih fokus pada Al-quran. Beberapa sahabat yang kami temui mereka menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif sebagai tempat menghafal Al-quran dengan cara menjauhkan rumahnya dari musik-musik serta tontonan-tontonan yang banyak mudharatnya. Sehingga mereka memilih tidak memiliki televisi dan menyetel musik-musik melalui media apapun dirumahnya.
  3. Menjadwalkan waktu dan ruang khusus untuk Al-quran bersama keluargaTips yang ketiga adalah menciptakan waktu khusus untuk Al-quran bersama keluarga. Dimana di waktu khusus tersebut tidak ada aktivitas lain kecuali membaca Al-quran, kecuali mentadaburi ayat-ayat Al-quran, kecuali setor hafalan, kecuali saling mengingatkan agar sama-sama bersemangat dalam membaca, memahami serta menghafal Al-quran. Sebagai contoh mengambil waktu khusus sehabis shalat subuh dan sehabis shalat magrib. Rutinkan dan dibiasakan setiap hari.
  4. Mempelajari banyak motivasi dan keteladanan agar lebih mencintai Al-quranSelanjutnya adalah, mempelajari tokoh-tokoh baik itu sahabat, para ulama, para mujahid Islam yang hafidz Al-quran, mempelajari kehidupan mereka dan menjadikannya sebagai teladan dan inspirasi untuk lebih bersemangat dalam mencintai Al-quran. Kisah-kisah inipun mesti kita ceritakan kepada anak-anak kita, sehingga anak-anak kita sejak dini sudah memiliki cita-cita menjadi ahli qur’an.
  5. Menghiasi hari-hari dalam kehidupan keluarga dengan Al-quranYang kelima, atau ini juga yang terakhir adalah menghiasi hari-hari kita dengan lantunan ayat suci Al-quran. Membiasakan ayat-ayat suci Al-quran melantun menemani anak-anak kita dalam menghabiskan hari-harinya.
Tips-tips di atas dapat pula dibiasakan pada diri kita sebab semakin kita terbiasa dengan membaca Al-quran maka akan semakin mudah pula diri kita untuk mencintai Al-quran dan menjadikannya sebagai pedoman hidup kita. Semoga dengan tips ini membuat kita semakin termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke harinya dan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah. 


source by: www.elmina-id.com
Powered by Blogger.