Rabu, 28 Januari 2015


When you fold a piece of paper, your essentially changing the memory of that piece"- Eric Demaine

Pertemuan keempat di bulan Januari. Tapi, seperti biasa sebelum memulai kegiatan, kami dan adik-adik membaca Surat Al-Fatihah sebagai pembukaan dan doa belajar agar selalu diberikan kemudahan oleh Allah dalam mengingat dan menyerap ilmu yang akan kami ajarkan hari ini. Dan alhamdulillah hari ini ramai yang datang. Namun, ada adik kecil yang sering datang ke Rumah Rumput Liar sedang sakit dan tidak dapat hadir pada hari ini. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan kesembuhan untuk adik kita. 

Hari ini, kami bersama adik-adik Desa Blang Krueng duduk melingkar sesuai kelas masing-masing untuk melakukan permainan sederhana, yaitu melipat kertas origami. Kertas HVS warna-warni yang disulap menjadi berbagai bentuk pun siap dibagikan kepada adik-adik dan kepada para relawan. 

Membuat orang-orangan dari origami



Namun, untuk adik-adik kelas TK hari ini sedikit lebih spesial. Kalau biasanya adik-adik TK digabungkan dengan adik-adik dari kelas A, hari ini mereka dipisahkan menjadi satu kelompok kecil yang terdiri dari tiga orang saja. Kami mengajarkan mereka dengan sebuah buku khusus anak TK yang kami pinjam dari pembina Rumput Liar. Isinya berupa gambar berbagai macam benda dengan ukuran yang berbeda-beda dan tugasnya adalah meminta adik-adik TK untuk menunjuk benda mana yang paling besar, benda mana yang paling kecil atau mengurutkan secara tepat benda dari ukuran besar hingga kecil dan sebaliknya. Di sela-sela belajar, ketika melihat gambar seekor anjing, kami pun mengajarkan adik-adik TK untuk menyanyikan lagu yang dulu pernah diajarkan saat kami, para relawan, masih kecil.

"Aku punya anjing kecil. Kuberi nama Heli~" Kami senang ternyata adik-adik masih mengetahui lagu itu walaupun liriknya tidak mereka hafal dengan baik. Adik-adik TK hanya bisa mengikuti kakak-kakak pengajar menyanyi. Mereka sangat gembira dan lucu ketika menirukan suara gong-gongan anjing pada lagu itu sehingga membuat anak-anak dari kelas lainnya ikut bersenandung. 

Untuk kelas A, B dan C, kertas HVS dibagikan satu per satu dan kakak yang bertanggung jawab pada kelas hari ini memperagakan cara melipat kertas menjadi bentuk-bentuk yang adik-adik inginkan. Sebagian anak ingin belajar melipat origami berbentuk pesawat terbang, bentuk orang-orangan, dipotong-potong hingga berbentuk seperti bunga, dan sebagian lagi meminta untuk diajarkan cara membuat burung-burung kertas. 

Kakak relawan sedang memperagakan cara membuah burung-burung kertas di kelas B

Hanya diperlukan beberapa menit saja untuk membuat pesawat kertas. Setelah pesawat mereka jadi, anak-anak lelaki pun mulai melemparkan pesawat mereka hingga berseliweran ke sana kemari menghiasi langit-langit ruangan balai desa. Pesawat berwarna-warni itu tak lupa pula dibubuhi nama masing-masing anak. 


Adik-adik kelas TK pun mulai tak sabar ketika melihat pesawat berterbangan di sekitar mereka dan kami pun menyudahi membaca buku serta ikut melipat kertas menjadi bentuk burung. Burung-burung kertas, pesawat-pesawat kertas dan orang-orangan dari kertas pun menjadi oleh-oleh yang dapat dibawa pulang oleh masing-masing anak pada hari ini. 

Oleh-oleh burung kertas dan pesawat kertas untuk kelas TK
Tak terasa, jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore dan pertanda waktu pulang telah tiba. Kami menyudahi permainan melipat kertas dan membaca doa penutup perjumpaan kami. Tak lupa kami meminta agar Tuhan selalu memberikan kesehatan kepada kami agar dapat berkumpul lagi di pertemuan selanjutnya, meminta agar setiap pertemuan kami menjadi ibadah dan diberkahi oleh-Nya. 

Semoga kemarin, hari ini, esok, lusa dan seterusnya kita dapat berkumpul, belajar bersama dan menjadi suatu keluarga besar Rumah Rumput Liar yang harmonis dan rukun. (SM)

Minggu, 18 Januari 2015 

Hari ini adalah hari pertama kami, para relawan, terjun ke Desa Blang Krueng untuk melakukan aksi kami. Setelah sehari sebelumnya membuat janji dan mengingatkan kembali kepala desa untuk mengumumkan kepada warga bahwa tanggal 18 tersebut akan diadakan pertemuan perdana antara para relawan pengajar dengan anak-anak tingkat sekolah dasar yang berada di kawasan Desa Blang Krueng. 

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 2:30 sore, namun tidak ada satu anak pun yang terlihat di pekarangan gedung lama Balai Desa Blang Krueng, lokasi yang telah diberikan oleh perangkat desa sebagai tempat untuk melangsungkan kegiatan belajar-mengajar. Perasaan resah dan putus asa sempat membuat relawan sedikit berkecil hati dan takut jika keadaan pada hari itu tidak sama dengan harapan dan keinginan mereka.

Namun, inisiatif kepala desa dan beberapa orang relawan untuk mencari dan menjemput anak-anak di sekitar balai desa tersebut membuahkan hasil. Mendekati pukul 3 sore, satu per satu anak-anak kecil mulai terlihat memasuki ruangan gedung balai desa tersebut. Diantara mereka ada yang datang dengan pakaian seadanya -pakaian tidur-, karena buru-buru dijemput oleh kepala desa dan sebagian lagi terlihat sangat rapi dengan kerudung kecil yang menghiasi wajah-wajah menggemaskan mereka. Raut wajah polos yang penuh rasa penasaran dan tingkah laku mereka yang masih malu-malu membuat kami merasa tertantang untuk bisa mengambil hati mereka. Lalu, pendekatan pun dilakukan. 

Para relawan mulai duduk di dekat anak-anak didik dan berkenalan satu sama lain. Di luar dugaan, anak-anak yang datang ke balai desa hari ini tidak hanya tingkat SD saja, tetapi juga ada beberapa anak yang masih duduk di bangku TK dan PAUD. Pembagian kelas yang seharusnya digabung antara kelas 1-2, kelas 3-4 dan kelas 5-6 menjadi diluar rencana. Mereka semua digabung menjadi satu kelompok besar karena siswa kelas 5-6 hanya ada tiga orang saja. 

Memperkenalkan diri

Proses pendekatan yang dilakukan oleh para relawan memberikan efek positif pada anak-anak tersebut. Kami memikat hati anak-anak dengan lagu-lagu menyenangkan, dongeng, dan memberikan mereka kesempatan untuk dapat mengekspresikan keinginan mereka. Anak-anak pun merasa bersemangat ketika seorang relawan menyanyikan lagu "Di sini senang, di sana senang, di mana-mana hatiku senang." Ditambah lagi dengan dongeng lucu yang membuat anak-anak tertawa lepas. Anak-anak Desa Blang Krueng ini sangat lincah, ramah dan sopan. Beberapa anak terlihat sangat pemberani dan antusias dengan kehadiran kami di desa mereka. Saat ada pertanyaan, mereka pun dengan berani menjawab pertanyaan tersebut.

Mendengarkan cerita dongeng
Barmain sambil mendengarkan dongeng
Namun, kami tidak hanya memberikan pendidikan moral dan kebahagiaan kepada anak-anak desa tersebut. Para relawan juga memberikan pembekalan spiritual sejak dini pada anak-anak Desa Blang Krueng agar mereka kelak dapat menjadi pribadi yang cerdas, berakhlak baik dan memiliki spiritual yang kuat. Oleh sebab itu, kami selalu mengingatkan anak-anak didik kami di Desa Blang Krueng untuk selalu mengawali proses belajar mereka dengan membaca doa serta mengakhiri pertemuan kami dengan pembacaan doa pula. Pembacaan doa dipimpin oleh satu orang dan diikuti oleh seluruh anak didik beserta para relawannya. Suara-suara lantang dan merdu menggema di seluruh sudut ruangan balai desa ketika anak-anak didik memanjatkan doa. Sifat sederhana, lugu, tulus, jujur dan bersemangat mengalir pada tiap-tiap jiwa di dalam bangunan balai desa hari ini. Syukurlah, tak terasa dua jam pertemuan perdana kami memberikan kebahagiaan dan efek positif bagi anak-anak Desa Blang Krueng. 

Semoga dipertemuan-pertemuan selanjutnya akan semakin banyak anak Desa Blang Krueng yang bergabung dan semoga kami, para relawan, dapat bekerja semaksimal mungkin untuk mewujudkan seluruh tujuan dan harapan yang telah tertanam di dalam benak kami. (SM)



Kids don't remember what you try to teach them. They remember what you are.” ― Jim HensonIt's Not Easy Being Green: And Other Things to Consider
Powered by Blogger.