Belajar Indonesia
/
0 Comments
Minggu, 25 Januari 2015
Hari ini adalah pertemuan ketiga relawan Rumput Liar dengan adik-adik Desa Blang Krueng. Alhamdulillah adik-adik yang datang hari ini jauh lebih banyak dari dua pertemuan sebelumnya.
Pertemuan hari ketiga ini, khususnya pada adik-adik kelas A yang terdiri dari TK dan kelas 1-2 SD, diberikan materi Bahasa Inggris. Mereka diajarkan cara menyebutkan angka 1 sampai 10 dalam Bahasa Inggris dan beberapa kosa kata sederhana seperti flower, car, dan kata-kata lainnya yang mudah untuk diingat. Adik-adik kelas A pun mencatat apa yang dikatakan oleh Kakak relawan yang bertanggung jawab untuk kelas A pada hari ini.
Sementara untuk kelas B yang terdiri dari anak kelas 3-4 SD membahas seputar Indonesia, khususnya tentang kepulauan Indonesia dan nama-nama provinsi yang ada di Indonesia. Kami memberikan materi selama setengah jam, membiarkan anak-anak mencatat nama-nama provinsi di Indonesia ke dalam buku catatan masing-masing, lalu melakukan tanya jawab secara lisan yang membuat anak-anak besorak-sorak gembira saat menjawab pertanyaan.
"Ayo, coba sebutkan ada berapa pulau di Indonesia?" Tanya kakak relawan pada adik-adik kelas 3-4.
"Ada 5 Kak!" Jawab mereka bersemangat dan penuh antusias.
"Coba sebutkan!" minta kakak relawan.
"Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Papua!"
"Kalau begitu, berapakah jumlah provinsi yang ada di Indonesia!" pertanyaan selanjutnya.
Beberapa anak menjawab asal; 5, 12, bahkan ada yang menjawab 100 provinsi dan diikuti gelak tawa para relawan dan anak-anak lainnya.
"Negara Indonesia itu memiliki 34 provinsi."
Lalu, mulailah penjelasan berikutnya mengenai provinsi-provinsi di Indonesia yang dimulai dari provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jakarta, Jambi, Yogyakarta, sampai ke Papua. Kami meminta anak-anak untuk menyebutkan kembali apa-apa saja yang sudah mereka salin ke dalam buku catatan mereka secara bersama-sama. Setelah dirasakan tidak ada yang tertinggal maka kakak relawan yang bertanggung jawab pada hari itu melakukan sedikit permainan puzzle pada adik-adik kelas 3-4. Mereka dibagi ke dalam tiga kelompok kecil yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang saja. Lalu, kami membagikan peta Indonesia lengkap dengan nama-nama provinsinya yang sudah kami potong-potong hingga berbentuk seperti potongan permainan puzzle. Masing-masing kelompok diberikan potongan puzzle yang sama dan diberikan waktu sepuluh menit untuk menyusun potongan puzzle Pulau Indonesia.
Kelompok pertama siap dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Disusul kelompok kedua dan ketiga yang agak sedikit terlambat. Namun, semua anak ikut terlibat dan aktif dalam kelompoknya masing-masing. Pada permainan seperti ini diharapkan agar mereka mampu belajar bekerja sama dalam sebuah tim, mendengarkan pendapat teman-teman di kelompoknya, dan belajar untuk bersabar menerima kekalahan.
Puzzle Kepulauan Indonesia sudah rapi dan tertata sesuai dengan yang ada di peta. Selanjutnya, kelompok diberikan potongan huruf-huruf dari nama provinsi di Indonesia dan mereka harus menyusun potongan huruf-huruf tersebut hingga menjadi nama yang sesuai. Anak-anak terdengar bergembira dan sedikit gaduh saat mengeja nama provinsi. Ada pula kelompok yang kesusahan karena kekurangan huruf 'J' untuk menuliskan provinsi Jakarta, Ibu kotanya Indonesia.
Untuk kelas 5-6 diajarkan tentang nama-nama ibukota dari berbagai negara di dunia, pula dijelaskan beberapan keunikan atau ciri khas dari masing-masing negara yang mereka sebutkan. Dan seperti kelas A dan B, kelas C pun diberikan permainan yaitu tebak-tebakan nama ibu kota negara dan bermain tebak-tebakan nama binatang dalam bahasa Inggris.
Alhamdulillah, pertemuan hari ini usai sudah. Seperti biasa, anak-anak diminta untuk duduk rapi dan membaca doa untuk mengakhiri pertemuan. Seusai berdoa, mereka diminta untuk duduk tenang dan kelas yang paling rapi akan dipersilahkan untuk berbaris dan menyalami semua kakak dan abang relawan yang bertugas hari ini.
Satu per satu anak menyalami kami dan kami pesankan untuk kembali lagi di pertemuan selanjutnya. Langkah-langkah kecil itu semakin menjauhi gedung balai desa, namun ingatan kami semua tentang keluguan, kelucuan, dan kejujuran diri mereka selalu membekas di benak kami, para relawan. (SM)